Puisi

Lantunan Puisi Anak Palestina, Korban Kekejian Israel

http://mojokerto-blog.blogspot.com/2009/01/lantunan-puisi-anak-palestina-korban.html

ayah….
kenapa mereka melarangku untuk bertemu denganmu
mereka menahanmu tanpa memberikan kesempatan kepadaku untuk memelukmu
tak memberikan kesempatan pula memeluk ibuku dan menghapus air matanya
ibu….
aku melihat air mata menetes dari wajahmu setiap pagi
tanpa ada yang menghapusnya
aku hanya bisa mengadu sambil menatap matahari
dengan pandangan kosong
ibu….
kapan aku bisa bertemu dengan ayah
adakah kepastian aku bertemu dengan ayah, wahai ibu….
ayah…
dimana kamu, aku rindu kepadamu
aku ingin, air mata ibu yang menetes setiap hari itu, ada yang menghapusnya
aku ingin dipelukmu wahai ayah…..
ayah….
dimana kamu?
mereka terus membangun pemukiman milik yahudi
aku bunga palestina
nomor ktp ku 70 ribu
sejak pagi aku belum bertemu dengan ayah…
hari raya demi hari raya
satu persatu anak Palestina lahir
satu persatu syahid berguguran
dan selama itu ayahku dibalik jeruji penjara Zionis Israel
dibalik tempat yang layak dihuni oleh seorang budak
ayah…
kapan datang hari dimana ayahku bebas dari jeruji penjara
aku ingatkan kepada mereka yang setiap pagi bebas mencium pipi anaknya
aib, jika anda membiarkan ayahku terus dibalik penjara tanpa memberikan kesempatan menciumku
aku ingin ayah…..
aku ingin ayah kembali kepadaku…..

Itulah puisi yang dibacakan oleh anak-anak korban kekejian Israel di kamp Hussein dihadapan tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) Indonesia saat menyampaikan bantuan di pengungsian Hussein 40 km utara Amman, Yordania.

Sumber : http://republika.co.id

Puisi Ust. Kusen,…
http://pyuriko.com/2009/01/10/puisi-ust-kusen/

Tabiat Israel
090109

Silakan tuan todong kami dengan bedil
atau tuan sumbat mulut kami dengan granat
bedil dan granat adalah bahasa tuan
sedang bahasa kami cuma batu dan ketapel

Jika tuan takut tak makan
bangsa kami cukup derma

Sayang, tuan tak memahami makna persaudaraan
tuan iri, lantas rampas negeri kami adalah wajar
karena tuan tak pernah diajar
pantas jadi bangsa kurang ajar.

Doa Yang Tak Dianjurkan
100109

Tubuh-tubuh berserakan…
berantakan…
jeritan anak-anak dan lolongan maut para syuhada
menambah-tambah Israel khusu’ dalam pembantaian

Gusti…

Gusti…

Gusti Allah…

Perkenankan aku meminjam kalimatMu
tidak banyak,
cukup tiga kata saja…
“modarlah kau Israel”.

milis google

Malam Puisi Mengutuk
Zionisme

rakaat panjang yang kubangun,

menitipkan sepotong hati agar slalu suci.

ribuan bayonet memburu dada syahadatku

yang tegak mengusung dua kalimat suci.

bom waktu memburu kepala dzikirku yang

tengadah dalam do’a suci.

puluhan senjata angkara menyerbu seluruh

tubuhku yang setia memikul panjipanji suci,

dimana Tuhan menurunkan malaikatnya

pada jantung keimananku.

dalam dadaku, palestina
menjadi cahaya.

Wida
Sireum Hideung

Ari Sukarno

We see you,
we see you.
We see you standing tall,
beautiful,
and free.

There you are,
between the dreams,
breathlessly.
Dressed in olive branches,
surrounded by
sleepless nights.
At the dusty walls,
of cities we have lost

You keep standing,
between the dreams.
Awaiting for the day.
Like prayers
unfold themselves
from our tongues.

You continue to stand,
standing tall !
For every live taken
a new Jihad will be born
For every life taken
a new seed will grow

and then,
We continue to stand,
Insya Allah…..

expressed in 31 photos
http://asnani.multiply.com/photos/album/39

By : ara wiraswara @ Milis-Mediacare
Untuk Gaza, Mereka Diam

Ratusan nyawa itu
harus meregang
dan terlepas secara paksa
dari raganya….
Mereka diam

Wanita-wanita itu menangis
dengan suara pilu yang menyayat
karena harus kehilangan
tunas-tunas harapannya…
Mereka masih diam

Anak-anak itu menjerit
sakit dan perih dirasa mereka
dan wajah-wajah tak berdosa itu pun harus berpisah
dari ayah, ibu, dan saudaranya
dengan cara durjana
Lagi, mereka diam

Tentara-tentara itu memuntahkan
ratusan, bahkan ribuan peluru
tanpa beban
tanpa perikemanusiaan
mereka datang, membunuh, dan membantai
Mereka masih saja diam

Lalu, bom-bom itu berjatuhan
dari langit bak air hujan
menghujani Gaza
meratakan Gaza
dan membasahi Gaza dengan lautan darah
Mereka juga diam

Mereka seakan lupa
sering menyebut diri sebagai pembela HAM
Mereka juga lupa
betapa seringnya ikut campur tangan terhadap urusan dalam negeri bangsa lain
karena masalah HAM

Mereka yang sering berjanji tentang tatanan dunia baru
dunia yang lebih berkeadilan
dunia tanpa kekerasan
dunia tanpa standar ganda

Justru, mereka sekarang seperti mencari pembenaran
atas apa yang terjadi di Gaza
Mereka yang dengan hak vetonya
membuat PBB tak bergeming
membuat PBB tak berkutik
bak macan ompong

Mereka pun seolah ingin mengatakan
apa yang terjadi di Gaza
bukan pelanggaran HAM
bukan…dan bukan
kata mereka tegas

Lantas, apa definisimu wahai Amerika tentang pelanggaran HAM?
Tidakkah cukup ratusan ribu warga Palestina yang harus meregang nyawa
karena senjata, bom, dan tank-tank Israel?
Tidakkah cukup jutaan anak-anak yang harus menjadi yatim piatu
karena kehilangan ibu atau ayah mereka?

Tidakkah cukup jutaan wanita yang harus menjanda
karena kehilangan suami mereka tercinta?
Tidakkah cukup jutaan wanita tak bisa lagi mengeluarkan air mata
karena harus kehilangan tunas-tunas harapan mereka?
Tidakkah cukup jutaan warga Palestina harus mengungsi
karena tempat tinggal mereka hancur oleh tank-tank Israel?

Ah, Amerika lagi kau membuat
seorang wargamu, Rachel Corrie menangis di sana
karena apa yang diperuangkannya
tak jua terwujud…..

@Kos Jalak Karupat, 1 Muharram 1430 H

puisi untuk palestina
by:Muhammad Yudhi Iskandar
http://yudhim.blogspot.com/2009/01/puisi-untuk-palestina.html
Kesedihanku menjadi neraka hati
mengutuk apa saja yang kurasa
Melihat darah semburat bak laut merah
Luka itu masih basah dan menganga
Dihinggapi kepedihan yang teriris ego
Mengampun dilutut sang penguasa kekejaman
Hampir mati dihujam peluru perang
Langit bergelut mengabu di ujung malam
Nafas itu sudah tak terdengar lagi
Hingga fajar menyeruak di balik puing-puing kerikil
Memecah isak tangis yang sedari malam hening meratap
Terpekur di sudut jasad mereka terkasih
Menatap nanar ujung jalan yang penuh sesak dengan mayat
Anakku…aku mengerti kegetiran yang kau alami
Meski aku tak mampu merasakan persis seperti yang kau rasakan
Perihmu pasti jauh lebih perih
Sakitmu jauh lebih sakit
Anakku…sekejam apapun hari yang kau hadapi
Sehebat apapun kekuatan yang hanya ingin menghancurkanmu
Secanggih apapun mesiu yang mereka jatuhkan di negara tercintamu
Janganlah pernah berhenti berdoa…
Percayalah anakku…hanya Allah yang sanggup menyelamatkanmu…

Suara dari palestina
by:Muhammad Yudhi Iskandar
http://yudhim.blogspot.com/2009/01/puisi-untuk-palestina.html

Cahaya putih yang membutakan mata
Menyala terang di langit Gaza malam ini
Orang-orang berlarian untuk berlindung
Tanpa tahu apakah mereka masih hidup atau sudah mati

Mereka datang dengan tank dan pesawat
Dengan berkobaran api yang merusak
Dan tak ada yang tersisa
Hanya suara yang terdengar di tengah asap tebal

Kami tidak akan menyerah
Di malam hari, tanpa perlawanan
Kalian bisa membakar masjid kami, rumah kami dan sekolah kami
Tapi semangat kami tidak akan pernah mati
Kami tidak akan menyerah
Di Gaza malam ini

Wanita dan anak-anak
Dibunuh dan dibantai tiap malam
Sementara para pemimpin nun jauh di sana
Berdebat tentang siapa yg salah & benar

Tapi kata-kata mereka sedang dalam kesakitan
Dan bom-bom pun berjatuhan seperti hujam asam
Tapi melalui tetes air mata dan darah serta rasa sakit
Anda masih bisa mendengar suara itu di tengah asap tebal

Kami tidak akan menyerah
Di malam hari, tanpa perlawanan
Kalian bisa membakar masjid kami, rumah kami dan sekolah kami
Tapi semangat kami tidak akan pernah mati
Kami tidak akan menyerah
Di Gaza malam ini

Puisi Untuk Palestina

Palestina, Bagaimana Bisa Aku melupakanmu (karya Taufik Ismail)

Ketika rumahmu diruntuhkan buldozer dengan suara-suara gemuruh
menderu, serasa pasir dan batu bata di dinding kamar tidurku
bertebaran di pekaranganku, meneteskan peluh merah dan
mengepulkan debu yang berdarah
Ketika luasan perkebunan jerukmu dan pepohonan apelmu dilipat-lipat
sebesar sapu tangan lalu Tel Aviv dimasukkan dalam fail
lemari kantor agraria, serasa pohon kelapa dan kebun manggaku di kawasan
katulistiwa yang dirampas mereka
Ketika kiblat pertama gerek dan kerecaki bagai kelakuan reptilia bawah
tanah dan sepatu-sepatu serdadu menginjak tumpuan kening kita
semua, serasa runtuh lantai papan surau tempat aku waktu kecil
belajar tajwid Al Qur’an 40 tahun silam di bawahnya ada kolam ikan
yang air gunungnya bening kebiru-biruan kini ditetesi
air
mataku
Palestina, bagaimana bisa aku melupakanmu,

Ketika anak-anak kecil di Gaza belasan tahun bilangan umur mereka,
menjawab laras baja dengan timpukan batu cuma, lalu dipatahi
pergelangan tangan dan lengannya, siapakah yang tak menjerit serasa
anak-anak kami Indonesia jua yang didzalimi mereka– tapi saksikan
tulang mida mereka yang patah akan bertaut dan mengulurkan
rantai amat panjangnya, pembelit leher mereka, penyeret
tubuh si zalim ke neraka

Ketika kusimak puisi-puisi Fadwa Tuqan Samir Al-Qassem, Harun Hashim,
Jabra Ibrahim Jabra, Nizar Qabbani dan seterusnya yang
dibacakan di Pusat Kesenian Jakarta, Jantung kami semua berdegup
dua kali lebih gencar Lalu tersayat oleh sembilu bambu deritamu,
darah kami pun memancar ke atas lalu menuliskan guratan kaligrafi…

”Allahu Akbar!”
Dan
“Bebaskan Palestina!”
Palestina, bagaimana bisa aku melupakanmu,

Ketika pabrik tak bernama 1000 ton sepakan memproduksi dusta
menebarkannya ke media cetak dan elektronika, mengoyaki
tenda-tenda pengungsi ke padangpasir belantara,
membangkangi resolusi-reolusi majelis-majelis terhormat di dunia
membantai di Shabra dan Shatila, mengintai Yaseer Arafat
dan semua pejuang negeri Anda, Aku pun
berseru kepada khatib Dan imam shalat Jum’at sedunia: doakan
kolektif dengan kuat seluruh dan setiap pejuang yang
menapak di jalan-Nya yang ditembaki dan kini dalam penjara
lalu dengan kukuh kita bacalah
“Laa quuwwata illa bi-llah!”
Palestina, bagaimana bisa aku melupakanmu
Tanahku jauh, bila diukur kilometer, jumlahnya beribu-ribu,
Tapi adzan masjid Aqsha yang merdu
Serasa terdengar di telingaku
1989

puisi berjudul Ketika Seorang Ibu Palestina Melahirkan Anaknya karya Habiburrahman Saerozi yang dibawakan oleh Menteri Pemuda dan Olahraga, Adhyaksa Dault dalam Malam Puisi Mengutuk Zionisme di halaman kantor Radio Republik Indonesia (RRI) Jakarta Pusat.

Seketika itu satu juta pahlawan Palestina tercipta

Dengan keberanian luar biasa

Dengan dada merah menyala

Bergerak bersama-sama

Bersenjata batu-batu neraka

Siap melumat Israel durjana sejadi-jadinya

Tanpa sisa…

Dari Member FAHIMA, untuk Palestina
http://fahima.org

1. Sekali Lagi, Gaza

Gaza, tak kan hangus oleh nafsumu hai Israel yang haus darah!
Gaza, tak kan pernah mati oleh kelicikanmu wahai laknatullah!
Bumi Palestina takkan surut menyeru!, mengguncang! memporak porandakanmu!
Bumi Islam tak kan habis mengikis semangat menggempurmu!

karna mereka adalah pilihan
sebab mereka adalah seruan…
Biarpun kemaren kau bangga bisa membunuh 230 mujahid
dan melukai 750 lainnya..
Tak kan ada artinya..
bagi mereka adalah surga
tetapi bagimu mati adalah akumulasi ketakutan.
Kebanggaan picisan yang kau propagandakan pada dunia!

Sekali lagi Gaza,
Sekali lagi Palestina!
Sekali lagi kukatakan ‘telah jelas yang haq dan yang bathil’

Kayla Sajida, 28 desember 2008

2. Maju, Palestina!

Mata terbelalak melihat aksi si Israel Keparat!
Telinga menjadi panas mendengar peluru arogansi itu berdesing.
Nafas tertahan sesaat menelaah berita Bumi Palestina yang bersimbah darah syuhada
Seolah gemuruh suara terdengar dari sana,” Jika Allah menitipkanku seribu nyawa, dan kuhembuskan nafas terakhirku satu persatu, takkan kulayangkan ia kecuali untuk syahid fisabiliLlah”

Walau kumengerti alasan saudaraku Mujahidin Palestina mempersembahkan nyawa
Meskipun aku tahu bau surga tercium di ranah Jihad Fii sabiliLlah
Aku pun yakin janji Allah selalu benar adanya

Tapi tetap hati ini tak rela jika pemuda-pemuda gagah kami itu hanya bertelanjang dada
berbekal batu dan senapan usang di bahu
hati tersayat menyaksikan para umm tergopoh-gopoh mencari bayi mereka yang lapar tak pulang
diriku tak sudi para pemimpin di dunia hanya memberi salam keprihatinan saja.

Mana keadilan itu? Mana pembelaan itu?
…. Mana harga diri itu?

Ayooo maju!! Lawan si Israel keparat yang bengis itu! Cegah aksi menjijikan itu!
Walau secuil infaq dan seuntai doa, masihkah berat untuk bisa mencium bau surga?

Haitsu Apato, 3 Muharam 1430

Ike S

3. “Bush: Hamas attacks on Israel an ‘act of terror’”
“Bush offered no criticism of Israel, depicting the country’s air assaults as a response to the attacks on its people. (issued on yahoo top story. today, 3rd of January 2009)”

World, Wake Up!

What other words Bush could say to comment
the crucial sadness moments in Palestine..
My heart is trembling. .
The tears, no more sliding down my cheeks
I move, I do something by this humble words;
“World, open your heart please…
What justice is?
You really know about it, world..
World, wake up!”
……
Salam,
Rose – Yukuhashi

4. Bergerak, Tidak Mengeluh

sesak napasku tersengal-sengal, asma kumat lagi:(
tapi teringat dengan palestina ku, merana, duka
masihkah harus tidak bersyukur dengan segala karunia-Nya
Siapa lebih menderita dengan darah, bom, dan ketakutan tiap detiknya

Jangan mengeluh hanya karena segalanya tidak sesuai dengan harapanmu
Siapa yang menciptakan kondisi ini, dirimu sendiri.
Maka nikmatilah segala keadaan ini
sebelum semuanya menjadi lebih merana dan menduka seperti Palestina mu

Menjadi kuat lagi mengingat derita Palestina
Jangan lemah, ayo bangkit bantu mereka
kita satu tubuh, rasakanlah duka mereka
Lakukan apa yang kamu bisa

Jangan hanya mengeluhkan diri sendiri
Sedang dunia tidak selebar daun kelor
Tiada yang sempurna
Kesempurnaan adalah ketika kita telah berbuat untuk mereka

Nikmati rasa ini dalam-dalam
Nanti kamu akan merindukannya
Mari berbuat kebaikan untuk orang lain
Memberi manfaat walau hanya sekedar doa

Palestina tidak akan sendiri
Bila tiap-tiap kita merasakan dukanya dan bergerak
Sekeping saja dan sekelumit doa tulus dari kalbu
Semoga berjaya kembali Palestina kita. amiin
Bergerak tidak mengeluh, 03jan09

litadiny

5. Ada Apa Dengan ( Cinta ) Keluarga Kita?

Kita ibarat sebuah keluarga
Keluarga besar…Ya, sangat besar.
Di dalamnya ada banyak Ayah, Bapak, Babe, Bokap, Abi, Romo, Daddy, dan Papa
Ada banyak Ibu, Enyak, Emak, Umi, Bunda, Mami, dan Mama
Banyak
juga Uwa, Pa’de Bude, Om Tante, Pa’le Bule’, Ncing- Ncang juga ada.
Kakek Nenek, Opa Oma, Nini Aki, Eyang kakung dan Eyang Putri pun masih
ada
Apalagi anak-anak… tak terhitung jumlahnya.
Kita semua adalah saudara

Setiap anggota keluarga laki-laki dan perempuan punya fungsi dan peran
Bapak-bapak memimpin dan mendidik
Ibu-ibu mengasuh anak dan mengurus rumah tangga
Anak-anak mengikuti aturan dan mendapatkan perlindungan
Semua saling membantu dan bekerja sama
Semua menghormati yang tua dan mengasihi yang muda

Jika ada yang nakal, para orang tua segera bercermin, mengarahkan dengan arif
Tidak saling menyalahkan dan lari dari kenyataan
Jika ada yang berprestasi semua bersuka cita dan menjadikannya inspirasi
Tidak dengki apalagi menutup diri
Jika ada yang tersandung setiap orang menguatkan, dan menghibur
Tidak palingkan muka pura-pura tidak tahu
Jika ada yang berselisih ditunjuk wakil untuk menengahi secara adil
Tidak mengipas-ngipas api dan menyulutkan emosi

Kini satu anak sedang sakit, teramat sakit…
kondisi sekarat harus dibawa ke gawat darurat
Anak yang sholih dan berani, punya banyak potensi dan harapan
Kini Ia terkapar tak berdaya
Ia perlu tangan kekar dan bahu kokoh para Ayah untuk bersandar
Sangat menantikan belaian cinta dan perawatan para Ibu
Ia memintakan doa restu tiada henti kita semua untuk bisa bertahan
‘Bertahanlah anakku, Palestina… .’

Kita adalah keluarga besar
Satu jiwa dan satu
harapan
Untuk meraih kejayaan Islam kembali
dan Ridho Ilahi

Okayama, Muharam 1430 H
Ummu Hilma

Ps: Sudahkan Anda menolong Palestina kita??

PALESTINA
karya : Habiburrahman Saerozi
http://www.mail-archive.com/wanita-muslimah@yahoogroups.com/msg19634.html

Tantangan si Kecil Dorrah Kepada Tentara Israel, Sedetik Sebelum
Ajalnya Datang Menjelang

Dengan membusungkan dada,
Dada yang merah menyala
Dengan mengepalkan tangan kanannya,
Tangan yang merah menyala
Ia teriakan sebuah tantangan,
Tantangan yang merah menyala
Kepada seluruh tentara Israel yang durjana
?Ayo, tembakan seluruh peluru kalian
Pada dadaku dan dada seluruh anak Palestina
Maka kalian akan kalah bersama keputus asa?an
Dan kami akan menang bersama keyakinan!?

Doa si Kecil Dorrah

Untuk Ariel Sharon Sang Jagal Manusia Sedetik Sebelum Ajalnya Datang
Menjelang

Dengan bibir bergetar menahan derita, derita anak-anak Palestina
Ia berdoa untuk Sang Jagal Manusia Ariel Sharon
Aku doakan kau Sharon semoga berumur panjang,
Agar kau dapat terus menyalurkan hobimu
Membunuh anak-anak kecil tanpa dosa
Di mana saja
Tuhan akan membinasakanmu mengutukmu dengan sejadi-jadinya
Kelak di neraka !

Kairo, 20 Oktober 2000

Ketika Seorang Ibu Palestina Melahirkan Anaknya

(Sajak ini ditulis untuk mengenang terbunuhnya Shafia, bocah Palestina
berumur tiga tahun yang ditembak tentara Israel beberapa hari setelah
tertembaknya Muhammad Al Dorrah )

Ketika seorang ibu Palestina melahirkan anaknya
Ia lantunkan suara adzan di telinga kanannya
Dan pangggilan qamat di telinga kirinya
Lantas ia tanamkan sebuah pesan suci dalam hatinya

?Anakku, ayo sebut nama Allah,
Cepatlah bangkit, ambillah surgamu, ambillah mahkotamu
Yang dirampas ular bersisik bintang setan bernama ?Israel durhaka.?
Anakku, Ular itu menjijikkan ibumu,
Ular itu menjijikkan seluruh umat manusia
Ular itu meresahkan dunia
Cepat bunuh dia, rajam dia dengan batu-batu neraka.

Anakku, ayo sebut nama Allah,
Cepatlah bangkit, ambil batu-batu itu
rebutlahlah surgamu, rebutlah mahkotamu
Jangan ragu !
Jika kau mundur setapak saja
Melawan Israel durjana
Yang telah berabad-abad menjadi musuh Tuhanmu,
Menjadi musuh nabimu,
Menjadi musuh ibumu,
Menjadi musuh ayahmu,
Dan menjadi musuh saudara-saudaramu seluruh umat manusia
Jangan kau sebut aku ini ibumu.?

Seketika itu satu juta pahlawan Palestina tercipta
Dengan keberanian luar biasa
Dengan dada merah menyala
Bergerak bersama-sama
Bersenjata batu-batu neraka
Siap melumat Israel durjana sejadi-jadinya
Tanpa sisa.

Cairo, 21 Oktober 2000

Cara Orang Palestina Berbuka Puasa

Orang-orang Islam sedunia berbuka puasa
Dengan kurma dan makanan yang lezat lainnya
Tapi orang-orang Palestina berbuka puasa
Dengan batu-batu dan luka-luka yang menganga.
Cara Orang Palestina Berhari Raya

Tiap hari orang Palestina berhari raya
Merayakan gugurnya pahlawan mereka
Bunga-bunga surga
Menemani hari-hari mereka

Batalyon Izzuddin El Qassam

Menjiwai ajaran Muhammad
Mewarisi kejantanan Shalahuddin
Memperjuangkan kemerdekaan negeri
Mengumadangkan perdamainan sejati
Tanpa penindasan,
tanpa penjajahan,
tanpa pengusiran,
tanpa penyerobotan tanah air orang lain,
tanpa pemerkosaan,
tanpa teror,
tanpa kepengecutan

Tak pernah menyerah pada musuh
Tak pernah takut pada kematian
Satu lawan satu kalau berani
Atau terserah, kalian Israel, pasti kami hancurkan !
Mati satu tumbuh seribu
Inilah batalyon pilihan
Kebanggaan rakyat Palestina
Yang terus bergerilya, melawan penjajahan
Mengharap kerelaan Tuhan

Cairo, Awal 2001

4 thoughts on “Puisi

Leave a comment